Malam ini, taraweh pertama aku dan sahabatku, Dyan namanya. Kita berjanji bahwa akan taraweh bersama-sama, saat di masjid dia bercerita kepadaku, “ri, aku janji mau merubah sifatku yang dulu, aku gak mau terpengaruh pacarku untuk pergi di malam hari lagi.”, “aku terima janjimu.” Jawabku.
Seminggu telah berlalu, Dyan mulai berubah tetapi setelah dia menerima sms dari pacarnya, dia mengingkari janjinya. Akupun tak dapat menegurnya lagi, dia gak mau menghiraukan ucapanku lagi.
Dyan tiap malam mulai tidak tampak di masjid lagi, karna aku curiga akupun ke rumahnya. “assalamualaikum wr.wb.” ucapku, Dyan menjawab, “wa’alaikumsalam wr.wb.”, “kenapa kamu tidak pernah taraweh, apa kamu lagi halangan?” balasku, “oh tidak… tidak… aku sudah halangan minggu lalu, aku pergi ri sama pacarku tiap malam jadi aku tidak sempat untuk taraweh.” Tanpa beban dia berkata begitu padaku, “loh, bukannya kamu mau berubah tidak seperti dulu lagi? Lagi pula pacarmu tidak taraweh?” ucapku pada Dyan. “ya, namanya cinta ri.” Sambil tersenyum dia menjawab pertanyaanku, dalam hatiku menjawab, “astagfirullahala’dzim sahabatku berkhianat denganku, ternyata aku salah menilainya.”
Aku berdoa semoga Allah S.W.T menyadarkan sahabatku. Sebenarnya aku prihatin sama Dyan tapi jika aku menegur yang berlebihan dikira aku ikut campur urusan hidupnya Dyan.
Penghinaan dan pelecehan dilontarkan dari tetangga-tetangga dari sebelah rumah Dyan, tapi dia tetap saja tidak menghiraukan, tidak tahu mengapa Dyan bertengkar dengan pacarnya dan akhirnya putus.
Malamnya Dyan berangkat ke masjid untuk taraweh, Dyan menempatkan diri tepat disebelahku, “assalamualaikum wr.wb.” ucap Dyan padaku. “walaikumsalam wr.wb.” balasku. “aku disebelahmu ya…?” kata Dyan, “ya, tumben kamu taraweh, gak pergi sama pacarmu?” aku mencoba menyindirnya, “enggak aku sudah putus, aku nyesel gak mau denger omongan kamu, namaku juga sudah jelek, aku harus bagaimana? Aku bingung, tolong aku ri.” Dyan sambil menangis bercerita padaku. “minta maaflah sama Allah S.W.T, dan kamu jangan mengulainya lagi, anggap saja ini khilaf kamu.” Balasku, “ya ri… makasih aku tahu kamu sahabat terbaikku walau aku sudah berkhianat sama kamu, maafin aku ya ri…” ucap Dyan, “jangan minta maaf sam aku, kamu gak punya salah sama aku.”
Akhirnya aku sama Dyan bersama lagi dan Dyan sudah berubah dari malam itu dan entah sampai kapankah akan bertahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar